Kupang, 14 Juli 2025 — Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan teknis, serta penguatan jejaring antar Provinsi, Dinas Peternakan Provinsi Aceh melakukan kunjungan kerja ke beberapa kawasan peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 09 – 10 Juli 2025. Kegiatan ini difasilitasi langsung oleh Dinas Peternakan Provinsi NTT sebagai bentuk sinergi lintas wilayah dalam pengembangan kawasan peternakan terpadu berbasis potensi lokal.

Kunjungan tersebut menyasar beberapa lokasi strategis, yaitu Kabupaten Kupang mencakup Kelompok Sapi HP2SK NTT (Himpunan Pengusaha Peternak Sapi & Kerbau NTT) di Nekamese dan Usaha Sapi PEPPSI (Persatuan Pengusaha dan Peternak Sapi Indonesia) di Merbaun, Amarasi Barat, Kabupaten Kupang; serta Kabupaten Belu bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Belu serta Kawasan Peternakan Sonis Laloran, Bakustulama. Selama kunjungan, rombongan mendapatkan informasi langsung mengenai sistem manajemen kawasan peternakan, pola pengembangan usaha ternak rakyat, serta mekanisme pendampingan teknis dan kelembagaan yang telah dijalankan di NTT.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Ir. Yohanes Oktovianus, MM menyampaikan bahwa sinergi semacam ini sangat penting, mengingat sektor peternakan memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menghadapi bonus demografi dan target Indonesia Emas 2045. “Upaya mewujudkan swasembada pangan dari sektor peternakan bukan sekadar soal meningkatkan produksi ternak, tetapi juga membangun fondasi ketahanan pangan daerah berbasis potensi lokal, agar ke depan ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah dapat dikurangi,” ujarnya.

Lebih lanjut, kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari kerja sama strategis antar Provinsi dalam memperkuat sektor peternakan yang berkelanjutan. Sinergi antar Daerah menjadi kunci untuk membangun sistem pangan nasional yang kuat, guna menghadapi tantangan demografi ke depan dimana kebutuhan pangan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk usia produktif.

Sebagai informasi, hingga saat ini Provinsi Nusa Tenggara Timur masih menjadi salah satu sentra produksi ternak sapi terbesar di Indonesia bagian timur, dengan berbagai program kawasan peternakan rakyat yang terus dikembangkan. Diharapkan, kegiatan kunjungan seperti ini dapat mendorong replikasi model kawasan peternakan terpadu di berbagai wilayah lain, sekaligus memperkuat ketersediaan protein hewani dalam negeri.  (HumasDisnakNTT)